Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Para Ilmuwan Berhasil Menemukan Gading Mammoth Berusia 100.000 Tahun di Dasar Laut

Jakarta -  Bagi orang awam, seonggok benda panjang berwarna hitam yang tergeletak di dasar laut ini mungkin dikira hanya batang kayu biasa. Namun bagi para ilmuwan, itu adalah benda bersejarah yang sangat berharga, yakni gading mammoth sepanjang 1 meter. Tim peneliti dari Monterey Bay Aquarium Research Study Institute menemukan gading mammoth tersebut pada 2019 saat menjelajahi gunung bawah laut di kedalaman 3.000 meter di bawah permukaan laut. Awalnya, para peneliti Monterey Bay tidak bermaksud mencari gading mammoth. Mereka justru sedang menjelajah laut dengan menggunakan robot kapal selam tanpa awak untuk mencari spesies baru. "Kamu mulai 'mengharapkan hal yang tidak terduga' ketika menjelajahi laut dalam, tetapi saya masih terkejut bahwa kami menemukan gading purba massive," kata Steven Haddock, ilmuwan senior di Monterey Bay Aquarium Research study Institute, sebagaimana dikutip Scientific research Alert. Berdasarkan penelitian, gading massive yang ditemukan kal

Berikut Cara Mengajak Kaum Anti-Vaksin Agar Mau Divaksinasi

Jakarta -  Persebaran misinformasi dan teori konspirasi menimbulkan masalah bagi penanganan COVID-19. Sebab, hoaks menyesatkan tersebut bisa bikin orang jadi anti-vaksin, yang pada gilirannya menghambat munculnya herd immunity guna menekan kasus virus corona. Buat kamu yang punya orang terdekat penganut anti-vaksin, mungkin kamu bertanya-tanya bagaimana cara untuk bikin dia 'tobat' dan mau disuntik vaksin? Para peneliti pun bertanya hal yang sama, dan kini mereka menemukan jawabannya. Menurut riset terbaru yang dipublikasi di British Journal of Health and wellness Psychology pada 18 Juli 2021, seorang anti-vaksin dapat luluh dengan pendiriannya dan mau disuntik vaksin jika teman-teman dan keluarganya secara terbuka menerima vaksin. Temuan ini menunjukkan bahwa pandangan teman pro-vaksin dapat bermanfaat untuk mengurangi dampak negatif dari mentalitas konspirasi pada orang anti-vaksin . "Temuan kami menunjukkan bahwa ketika teman dan keluarga menyetujui vaksinasi, keyakinan

Studi Mengatakan Tubuh Burung Semakin Kecil Karena Dampak Perubahan Iklim

Jakarta -  Tubuh burung semakin menyusut akibat perubahan iklim, menurut riset terbaru yang terbit di jurnal Scientific research Developments, Jumat (12/11). Perubahan ini bahkan ditemukan pada burung di hutan hujan Amazon yang relatif tidak tersentuh manusia. Kesimpulan tersebut disampaikan para peneliti usai mereka mempelajari lebih dari 15.000 burung non-migrasi dari 77 spesies berbeda di hutan hujan Amazon selama 40 tahun. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa hampir semua tubuh burung menjadi lebih ringan sejak 1980-an dan diduga disebabkan oleh perubahan iklim . Rata-rata burung di hutan hujan Amazon kehilangan sekitar 2 persen dari berat badan mereka setiap dekade. Untuk spesies burung yang beratnya sekitar 30 gram (1 ons) pada 1980-an, misalnya, populasi sekarang rata-rata hanya memiliki berat 27,6 gram (0,97 ons). Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa lebar sayap semakin besar pada sepertiga spesies burung Amazon yang diteliti. "Burung-burung ini tidak terlalu bervari

Dunia Terancam di Kepung Banjir, ES di Greenland Mulai Mencair Masif

Jakarta -  Es di Greenland meleleh secara ekstrem, mencair lebih sering dan intens selama 40 tahun terakhir akibat pemanasan international. Kondisi ini begitu mengkhawatirkan sehingga berpotensi meningkatkan tinggi muka laut dan risiko banjir di seluruh dunia. College of Leeds pemimpin studi menjadi yang pertama yang menggunakan information satelit untuk mendeteksi fenomena ini. Temuan yang dipublikasikan di Nature Communications, mengungkapkan limpasan lelehan es Greenland meningkat sebesar 21 persen selama empat dekade terakhir dan telah menjadi 60 persen lebih tidak menentu dari satu musim panas ke musim panas berikutnya. Penulis utama Dr Thomas Slater, seorang Peneliti di Pusat Pengamatan dan Pemodelan Kutub di Universitas Leeds khawatir atas fenomena ini. Seperti yang telah kita lihat dengan bagian lain dunia, Greenland juga rentan terhadap peningkatan peristiwa cuaca ekstrem -Dr Thomas Slater, Peneliti Pusat Pengamatan Pemodelan Kutub Leeds College "Saat iklim kita menghang

Demi Mencegah Bencana Dari Perubahan Iklim Pentingnya Kolaborasi Dalam Pendanaan

Jakarta -  Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) ke-26 resmi digelar di Glasgow Skotlandia dan akan berlangsung selama 12 hari, 1-12 November 2021. Online forum diskusi yang menghadirkan para pemimpin negara, ilmuwan, dan petinggi bisnis ini membahas bagaimana para pemangku kepentingan dapat berkolaborasi untuk mendanai dan mengimplementasikan target pengurangan emisi dalam mengatasi perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan. Secara global, UNEP memperkirakan, setidaknya dibutuhkan USD 100 miliar untuk pendanaan iklim. Presiden Joko Widodo yang hadir dalam acara tersebut menjelaskan, Indonesia memiliki potensi alam yang begitu besar dan terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim. "Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi net-zero discharge dunia. Pertanyaannya, seberapa besar kontribusi negara maju untuk kami? Transfer teknologi apa yang bisa diberikan? Program apa yang didukung untuk pencapaian target SDGs yang terhambat akibat pandemi?" tegasnya. D