Kerajinan Tangan dan Seni dari Pisau Untuk Petualang di Bogor

Jakarta - Pisau dan parang menjadi senjata ramah lingkungan wajib bagi seorang petualang. Tak ada yang bisa menjamin keamanan di lebatnya hutan dan kerasnya alam.

Bagi petualang skill dan daya tahan bertahan hidup harus terpatri saat menjelajahi alam. Pisau petualang menjadi persenjataan yang wajib dibawa untuk berjaga dan bertahan di alam.

Siapa sangka di Bogor terdapat bengkel tempat pisau petualang diproduksi. Tepatnya di bengkel AWF Knife Bojong Kerta, Bogor, Jawa Barat.


Deru penempa logam panas terdengar di seluruh penjuru ruangan. Tak ayal, berbagai jenis pisau dapat dihasilkan di bengkel milik A. Wiradikarta Friyana ini. Kecintaannya akan benda tajam membuatnya selalu berkreasi.

Mengubah baja tumpul menjadi benda tajam bernama pisau. Tujuan penggunaannya pun juga beragam, namun yang terkenal adalah pisau untuk mendampingi berpetualang.


Pisau beraneka bentuk, terpajang rapi. Perlu ability khusus yang terasah untuk membuat pisau-pisau tersebut. Tentu saja bengkel AWF membuatnya secara handbook.

Dibantu karyawannya, bengkel AWF mulai memilah logam. Logam baja menjadi pilihan bahan dasar pembuatan pisau petualang. Hanya logam baja dengan kandungan karbon tinggilah yang dipilih.

Bukan tanpa alasan, kandungan karbon tinggi akan membuat pisau tahan lama, dan sangat tajam. Padahal baja memiliki ciri khas logam yang kuat. Kandungan karbon juga akan semakin memperkeras baja. Bahan baku yang digunakan berasal dari Amerika, Swedia, Jerman, dan Jepang.

Tahap selanjutnya adalah membakar lempengan logam pada bara api. Tak major main, lebih dari 1.000 ˚C suhu yang diperlukan untuk menempa logam baja.

Semburat panasnya hampir menghiasi ruang pembakaran. Sehingga tak memerlukan waktu yang lama untuk melunakkan baja. Warna bara api kemerahan menjalar ke seluruh permukaan lempengan baja.


Proses selanjutnya ialah menempa lempengan baja. Baja berwarna merah oranye kemerahan pertanda siap ditempa dengan kerasnya. Martil besi diayunkan untuk memipihkan bilah baja. Tebal tipisnya harus diperhatikan saat menempa lempengan baja.

Tak lupa bagian atasnya juga turut dijatuhi martil. Proses penempaan diulang berkali-kali hingga didapatkan bentuk pisau terbaik. Untuk mencari bentuk terbaik dari pisau petualang.

Immediately mengepul di dalam ruang penempaan. Tak jarang, panasnya baja bertemu dengan dinginnya air menghasilkan reaksi pembakaran. Kobaran api nampak meninggi. Percikan api tak jarang mengenai pembuat pisau petualang. Sebuah resiko yang selalu dihadapi para penempa baja panas.

Proses yang tak ketinggalan ialah mencelupkan baja karbon ke dalam air. Tujuannya ialah agar didapatkan tingkat kekerasan yang pas pada logam pisau petualang. Selain itu, pencelupan logam akan mempercepat proses pendinginan.

Potongan kayu, potongan pelat baja, gerinda, ampelas terpampang rapi. Selanjutnya pisau pelat baja setengah jadi akan dihaluskan. Bekas pembakaran dihilangkan dengan gerinda. Percikan gerinda menjadi pemandangan menarik sehari-hari para pandai besi.

Jika sudah nampak bersih, tahap selanjutnya mengampleas secara manual. Ampelas halus diusapkan secara teliti dan perlahan. Lempengan baja yang semula berwarna hitam pekat, bertahap menjadi putih mengkilat.

Sementara itu, potongan kayu disiapkan sebagai pegangan gagang pisau. Para pemesan bahkan pernah meminta pegangan pisau dibuat dari tulang.

Semuanya dikreasikan hingga menghasilkan pisau yang tangguh di medan alam. Kebanyakan dari jenis tactikal atau , bowie yang tergolong pisau komersial. Sisanya dari jenis tusuk macam belati atau pisau komando, pisau lempar, dan jenis tebas seperti golok.

Saat ini pisau buatan Friyana yang diberi tag AFW Knife kini sanggup menembus pasar internasional. Kolektor dari negara Jepang, Malaysia, Brunai Darusallam, Kanada, Amerika, Norwegia, Polandia, dan sejumlah negara di Timur Tengah turut meramaikan AFW Knife.

Dalam satu bulan AFW bisa menyelesaikan sekitar 15-20 buah pisau personalized. Sesuai jenis bahan dan tingkat kesulitan. Harga yang ditawarkan sangat variatif, dengan kisaran Rp 350-Rp 450 ribu. Bahkan AFW pernah mendapat pesanan pedang katana senilai Rp 8.5 juta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Para Arkeolog Berhasil Menemukan 2 Patung Sphinx Raksasa Mirip Wajah Firaun

Beberapa Struktur Misterius Tersembunyi di Balik Tebalnya Lapisan Es Greenland

Para Ilmuwan Berhasil Menemukan Gading Mammoth Berusia 100.000 Tahun di Dasar Laut