Mengetahui Bentuk Detail Dari Astreiod Berbentuk Tulang Anjing
Jakarta - Dari sekian banyak asteroid yang ada di luar angkasa, asteroid Cleopatra mungkin yang paling aneh karena bentuknya menyerupai tulang anjing. Dan kini para peneliti berhasil mengambil citra terbaik dari asteroid tersebut.
Cleopatra berada di sabuk Planet antara Mars dan Jupiter, terdiri dari dua lobus dihubungkan oleh leher panjang-- morfologi yang membuatnya dapat julukan "asteroid tulang anjing".
Batu luar angkasa yang tampak aneh ini bahkan punya dua bulan kecil, yakni AlexHelios dan CleoSelene, nama itu diambil berdasarkan anak Firaun Mesir kuno yang terkenal, Cleopatra.
"Kami telah mengetahui tentang keanehan luar angkasa yang luar biasa selama sekitar dua dekade, tetapi para ilmuwan kini berhasil memperoleh gambar paling yang pernah kami lihat.
Ini membantu kami mengetahui bagaimana Cleopatra terbentuk, dan hasilnya menunjukkan bahwa bulan-bulan lahir dari materi Cleopatra sendiri," kata Franck Marchis, astronom dari SETI Institute dan Laboratoire d'Astrophysique de Marseille di Prancis.
"Cleopatra benar-benar benda unik di Tata Surya kita. Ilmu pengetahuan membuat banyak kemajuan berkat studi tentang outlier aneh. Saya pikir Cleopatra adalah salah satunya dan memahami sistem asteroid ganda yang kompleks ini dapat membantu kita mempelajari lebih lanjut tentang tata surya."
Dalam dua penelitian yang diterbitkan di Astronomy & Astrophysics, para astronom menggunakan gambar Cleopatra untuk mendapatkan batasan pengukuran yang lebih akurat, mengembangkannya menjadi version 3D baru dan mendefinisikan orbit AlexHelios dan CleoSelene secara lebih akurat.
Penelitian itu dilakukan menggunakan pengamatan instrumen SPHERE yang terpasang pada European Southern Observatory's Large Telescope di Chili. Berkat teleskop tersebut, para peneliti dapat memperoleh gambar dari sudut yang berbeda.
Dari sini, mereka juga dapat menentukan panjang Cleopatra, sekitar 270 kilometer, di mana salah satu halternya punya ukuran lebih besar dari yang existed dan keduanya dihubungkan oleh leher yang relatif tebal. Dimensi yang baru dijelaskan ini memungkinkan para peneliti untuk menghitung volume Cleopatra.
Sementara itu, tim kedua bekerja untuk menghitung orbit AlexHelios dan CleoSelene. Menggunakan pengamatan baru yang dikombinasikan dengan pemodelan matematika, tim mampu menggambarkan orbit bulan dengan tingkat akurasi lebih tinggi dari sebelumnya.
Ini memungkinkan perhitungan baru massa Cleopatra. Hasil hitungan yang lain menunjukkan bahwa kepadatan asteroid ini ternyata sangat rendah.
"Ini bisa memberi tahu kita sesuatu tentang bagaimana Cleopatra terbentuk. Kepadatan rendah menunjukkan bahwa planet itu agak keropos," kata peneliti.
"Tumpukan puing-puing seperti itu diperkirakan telah terbentuk ketika material terlempar keluar dari tubuh induk selama tumbukan raksasa, secara bertahap berkumpul kembali seiring waktu."
Cleopatra berada di sabuk Planet antara Mars dan Jupiter, terdiri dari dua lobus dihubungkan oleh leher panjang-- morfologi yang membuatnya dapat julukan "asteroid tulang anjing".
Batu luar angkasa yang tampak aneh ini bahkan punya dua bulan kecil, yakni AlexHelios dan CleoSelene, nama itu diambil berdasarkan anak Firaun Mesir kuno yang terkenal, Cleopatra.
"Kami telah mengetahui tentang keanehan luar angkasa yang luar biasa selama sekitar dua dekade, tetapi para ilmuwan kini berhasil memperoleh gambar paling yang pernah kami lihat.
Ini membantu kami mengetahui bagaimana Cleopatra terbentuk, dan hasilnya menunjukkan bahwa bulan-bulan lahir dari materi Cleopatra sendiri," kata Franck Marchis, astronom dari SETI Institute dan Laboratoire d'Astrophysique de Marseille di Prancis.
"Cleopatra benar-benar benda unik di Tata Surya kita. Ilmu pengetahuan membuat banyak kemajuan berkat studi tentang outlier aneh. Saya pikir Cleopatra adalah salah satunya dan memahami sistem asteroid ganda yang kompleks ini dapat membantu kita mempelajari lebih lanjut tentang tata surya."
Dalam dua penelitian yang diterbitkan di Astronomy & Astrophysics, para astronom menggunakan gambar Cleopatra untuk mendapatkan batasan pengukuran yang lebih akurat, mengembangkannya menjadi version 3D baru dan mendefinisikan orbit AlexHelios dan CleoSelene secara lebih akurat.
Penelitian itu dilakukan menggunakan pengamatan instrumen SPHERE yang terpasang pada European Southern Observatory's Large Telescope di Chili. Berkat teleskop tersebut, para peneliti dapat memperoleh gambar dari sudut yang berbeda.
Dari sini, mereka juga dapat menentukan panjang Cleopatra, sekitar 270 kilometer, di mana salah satu halternya punya ukuran lebih besar dari yang existed dan keduanya dihubungkan oleh leher yang relatif tebal. Dimensi yang baru dijelaskan ini memungkinkan para peneliti untuk menghitung volume Cleopatra.
Sementara itu, tim kedua bekerja untuk menghitung orbit AlexHelios dan CleoSelene. Menggunakan pengamatan baru yang dikombinasikan dengan pemodelan matematika, tim mampu menggambarkan orbit bulan dengan tingkat akurasi lebih tinggi dari sebelumnya.
Ini memungkinkan perhitungan baru massa Cleopatra. Hasil hitungan yang lain menunjukkan bahwa kepadatan asteroid ini ternyata sangat rendah.
"Ini bisa memberi tahu kita sesuatu tentang bagaimana Cleopatra terbentuk. Kepadatan rendah menunjukkan bahwa planet itu agak keropos," kata peneliti.
"Tumpukan puing-puing seperti itu diperkirakan telah terbentuk ketika material terlempar keluar dari tubuh induk selama tumbukan raksasa, secara bertahap berkumpul kembali seiring waktu."
Komentar
Posting Komentar